PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Kanker bukanlah istilah yang asing lagi tetapi sering menjadi momok dan sangat menakutkan bagi masyarakat. Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal dan tak terkontrol. Sel-sel tersebut terbentuk karena terjadinya mutasi gen sehingga mengalami perubahan baik bentuk,ukuran, maupun fungsi dari sel tubuh yang asli. Mutasi gen ini dipicu oleh keberadaan suatu bahan asing yang masuk kedalam tubuh diantaranya zat bahan tambahan makanan, radioaktif, oksidan, atau karsinogenik yang dihasilkan oleh tubuh sendiri secara alamiah (Griffiths et al,1993 ; Herba, 2003).
Kanker dapat menyerang semua bagian tubuh. Berdasarkan organ-organ tubuh yang terserang, dikenal berbagai jenis kanker seperti kanker payudara, kanker mulut rahim, kanker otak, kanker hati, kanker paru-paru, kanker prostat, kanker kulit dan kanker usus. Kanker mulut rahim dan payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemukan di Indonesia (Mangan,2003).
Jumlah penderita kanker di Indonesia belum diketahui secara pasti, tetapi kasus penyakit kanker dari waktu ke waktu terus bertambah dan merupakan salah satu penyebab utama kematian. Tingginya kasus kanker pada beberapa dekade ini tidak terlepas dari pola makan yang tidak tepat serta kurangnya kesadaran mayarakat untuk memeriksa kesehatan secara kontinu sehingga keberadaan kanker sering terlambat diketahui dan diobati. Menurut para ahli kanker bahwa 80-85 % penyakit kanker berasal dari luar tubuh (eksogen). Selebihnya 10-15 % karena faktor endogen yang berupa faktor keturunan dan kesalahan replikasi sel. Faktor dari luar dapat berupa makanan yang mengandung karsinogen, radiasi, infeksi virus dan polusi udara. Berdasarkan pendapat tersebut, pencegahan terhadap kanker dapat dilakukan, terutama yang berasal dari luar tubuh yaitu dengan melakukan gaya hidup sehat dan menjauhi faktor-faktor resiko terserang kanker (Mangan,2003). Faktor-faktor dari luar tersebut dapat menjadi promotor untuk menimbulkan keganasan yang secara tidak langsung menimbulkan tumor atau kanker (Karyadi, 2002).
Pengobatan kanker secara medis yang biasa dilakukan selama ini adalah dengan terapi pembedahan, penyinaran dan terapi kimia. Tetapi masyarakat banyak yang tidak mau melakukan pengobatan secara medis karena alasan-alasan tertentu seperti alasan psikologis, ekonomi, adanya efek samping, serta karena tidak adanya jaminan kesembuhan. Penemuan tanaman-tanaman obat yang menunjukkan efek farmakologis terhadap penyakit kanker terutama yang telah mengalami uji secara ilmiah telah memberikan alternatif dalam mengatasi dan mengobati penyakit kanker.
Berdasarkan uraian diatas karya tulis ilmiah ini disusun untuk memberikan informasi tentang faktor-faktor pencetus kanker serta jenis-jenis tanaman obat yang dapat digunakan untuk mencegah, mengatasi dan mengobati kanker.
1.2 Kanker sebagai penyakit genetik
Beberapa jenis kanker dapat diturunkan secara genetik oleh orang tua kepada anaknya, hal ini dapat diketahui berdasarkan analisis pedigree (silsilah keluarga). Indivudu yang mempunyai sejarah keluarga yang pernah menderita kanker akan mempunyai resiko yang lebih tinggi terserang kanker dibandingkan individu yang tidak mempunyai sejarah keluarga terserang kanker.
Munculnya kanker dapat dipicu oleh beberapa faktor seperti zat kimia dan radiasi. Faktor-faktor pencetus kanker ini memberikan pengaruhnya pada suatu kelompok gen yang disebut gen kanker (oncogene). Oncogene secara normal melakukan fungsi seluler yang umumnya berkaitan dengan pengaturan pembelahan sel. Tetapi beberapa faktor pemicu dapat mengubah fungsi oncogene yang menyebabkan pembelahan sel terjadi secara tidak normal dan terus-menerus yang pada akhirnya membentuk tumor/kanker. Salah satu cara yang dapat mengubah oncogene menjadi keadaan yang menyebabkan kanker adalah melalui mutasi. Mutasi pada oncogene dapat terjadi secara spontan atau diinduksi oleh lingkungan seperti senyawa kimia, sinar UV. Gen kanker yang telah mengalami mutasi ini diwariskan secara genetik oleh orang tua pada keturunannya.
1.3 Faktor pemicu munculnya kanker
Pemicu kanker pada dasarnya belum diketahui secara pasti, namun terdapat bahan-bahan yang diduga sebagai pemicu kanker. Bahan-bahan yang dimaksud disebut karsinogen atau bahan yang bersifat karsinogenik. Bahan-bahan yang masuk dalam kelompok karsinogen diantaranya, yaitu:
1. Senyawa kimia: aflatoxin B1, ethionine, asbestos, nikel, krom, arsen, arang, tarr, asap rokok dan oral contrasepsi.
2. Radiasi yang berlebihan terutama radiasi sinar matahari, sinar X (rontgen), nuklir, dan eletktromagnetik.
3. Makanan tertentu seperti makanan yang diawetkan, mengandung zat pewarna dan penyedap, makanan yang dimasak dengan cara diasapkan atau dipanggang.
4. Virus; RNA virus (fam-retrovirus),
5. Pemberian hormon yang berlebihan.
6. Iritasi kronis dan inflamasi kronis dapat berkembang menjadi kanker.
7. Kelemahan genetik sel-sel pada tubuh,sehingga memudahkan munculnya kanker Mangan, 2003 ; Herba, 2003).
PEMBAHASAN
2.1 Kelebihan dan cara kerja obat herbal
Saat ini dalam pengobatan kanker secara medis hampir selalu dilakukan dengan mengkombinasikan pengobatan radiasi dengan kemoterapi. Sistem pengobatan kanker ini bertujuan untuk meningkatkan respon lokoregional dan untuk mengejar dan membunuh sel-sel kanker yang mungkin lepas dari induknya mengikuti aliran darah atau saluran getah bening terutama pada kanker stadium lanjut. Tetapi sistem pengobatan dengan cara ini menimbulkan efek samping pada penderita seperti rambut menjadi rontok, kulit menjadi kering terbakar dan bersisik, bibir pecah-pecah dan lidah menjadi mati rasa (Herba, 2003).
Pada dasarnya penanganan kanker melalui kemoterapi dan dengan menggunakan obat-obat herbal tidak jauh berbeda. Keduanya yaitu untuk membunuh sel-sel kanker baik intrasel maupun ekstrasel, yang menyebar bersama aliran darah. Tetapi efek yang ditimbulkan kedua sistem pengobatan ini sangat berbeda. Tanaman obat dengan sifat alamiahnya akan meningkatkan daya tahan tubuh penderita terutama sel-sel yang berada di sekitar kanker. Senyawa-senyawa aktif tanaman obat juga juga akan meredam keganasan racun-racun yang dikeluarkan sel-sel kanker (anti toksik), menghambat pertumbukan sel kanker (sitostatika), memutus pasokan zat-zat makanan dan oksigen ke jaringan kanker dengan cara menghentikan aliran darah ke sel kanker. Dan jika sudah terjadi pendarahan pada kanker maka zat aktif yang terdapat pada tanaman obat dapat menghentikannya. (hemostatik). Selain itu tanaman obat juga memiliki sifat anti inflamasi, anti piretik dan analgesik. Senyawa-senyawa aktif tanaman obat akan bekerja serentak dalam memerangi kanker sehingga lama kelamaan jaringan kanker akan melemah kemudian mati.
Selain alasan-alasan tersebut diatas, penggunaan obat herbal dalam menangani kanker merupakan cara pengobatan dengan biaya yang relatif murah. Hal ini terkait dengan kemudahan dalam mendapatkan bahan baku, bahkan tanaman obat tersebut dapat ditanam sendiri.
2.2 Jenis-jenis tanaman obat untuk mengobati kanker
Dalam penanganan penyakit kanker biasanya lebih lebih dari satu jenis tanaman obat yang digunakan. Masing-masing akan bekerja sesuai dengan fungsinya. Sesaat setelah tanaman obat diminum, baik itu dalam bentuk rebusan,teh maupun kapsul, maka senyawa aktif yang dikandungnya segera diserap oleh saluran cerna. Senyawa-senyawa aktif tersebut bersama aliran darah akan dialirkan ke seluruh tubuh, termasuk ke jaringan kanker.
Saat ini, beberapa tanaman telah diformulasikan menjadi obat paten sebagai obat kanker misalnya sambiloto, buah pala, bidara upas dan bidara laut telah diformulasikan menjadi obat kanker Karsinom-1 terutama untuk kanker yang telah mengalami metastasis. Obat herbal untuk penyembuhan dapat dikonsumsi jika kanker masih dalam kondisi dini atau untuk menghilangkan/mengurangi gejala untuk kanker stadium lanjut .
Beberapa tanaman yang dapat digunakan dalam pengobatan kanker
- Ciplukan (Physalis angulata)
Ciplukan termasuk famili Solanaceae dan merupakan tanaman terna semusim dan banyak tumbuh liar di kebun atau tanah kosong yang kondisinya sedikit basah. Batang ciplukan berwarna hijau dan lembayung, berdiri tegak serta batang bawah berbentuk bulat dengan alur kecoklatan. Seluruh bagian tanaman dapat digunakan untuk mengobati kanker.
Kandungan kimia yang terdapat dalam ciplukan diantaranya saponin, flavonoid,polifenol, asam klorogenat, zat gula, elaic acid dan fisalin. Tanaman ciplukan bersifat analgetik (penghilang nyeri), detoksikan (penetral racun) serta pengaktif fungsi kelenjer-kelenjer tubuh. Saponin yang terkandung dalam ciplukan memberikan rasa pahit dan berkasiat sebagai anti tumor dan menghambat pertumbuhan kanker, terutama kanker usus besar. Flavonoid dan polifenol berkasiat sebagai antioksidan.
2. Kunyit (Curcuma domestica)
Kunyit termasuk kedalam famili Zingiberaceae. Tanaman ini tergolong terna menahun dan tingginya bisa mencapai 70 cm. Berbatang semu berwarna hijau keunguan dan pangkal batang membentuk rimpang. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun dan rimpangnya.
Kandungan kimia dalam tanaman kunyit diantaranya minyak atsiri,kurkuminsaponin,flavonoid,polifenol, asam askorbat, betakaroten,eugenol dan niasin. Kurkumin yang terkandung dalam rimpang kunyit bermanfaat sebagai anti tumor dan anti inflamasi (anti radang). Saponin berkasiat sebagai antineoplastik (antikanker) dan beta karoten,polifenol, serta flavonoid berfungsi sebagai antioksidan.
3. Temu Putih (Curcuma zedoaria)
Temu putih tergolong dalam famili Zingiberaceae. Salah satu ciri khas tanaman ini adalah adanya warna ungu di sepanjang ibu tulang daun. Helaian daun berwarna hijau muda hingga hijau tua. Rimpang mempunyai kulit yang berwarna putih dan dagingnya berasa pahit dengan warna putih kekuningan. Bagian tanaman yang digunakan untuk obat adalah rimpangnya.
Senyawa kimia yang terkandung dalam temu putih diantaranya monoterpen, sesquiterpen,zedoarone, epicurminol, curcuminol serta curcumin. Komponen epicurminol dan zedoarone berkhasiat sebagai anti tumor. Senyawa monoterpen yang terkandung dalam minyak atsiri berkhasiat sebagai antineoplastik (antikanker) dan telah terbukti dapat menonaktifkan pertumbuhan sel kanker payudara. Curcumin berkhasiat sebagai anti radang dan antioksidan yang dapat mencegah kerusakan gen. Curcuminol berkhasiat sebagai hepatoprotektor (pelindung hati ).
- Sambiloto (Andrographis paniculata)
Sambiloto termasuk ke dalam famili Acanthaceae, dan merupakan tanaman terna yang tumbuh tegak dengan tinggi 40-90 cm, bercabang banyak, dan bentuk batangnya persegi empat. Batang dan daun sambiloto sangat pahit. Seluruh bagian tanaman sambiloto dapat digunakan untuk obat berbagai penyakit.
Kandungan kimia sambiloto yang sudah diketahui antara lain saponin, flavonoid, tanin, andrografolida, deoksi-andrografolida, neo-andrografolida, panikolina, apigenin dan beberapa mineral. Senyawa andrografolida bermanfaat sebagai pelindung hati yang sangat potensial dalam menghambat toksisitas hepar dan anti inflamasi. Sifat antibiotik sambiloto sangat membantu dalam menyembuhkan luka akibat kanker. Berdasarkan penelitian praklinis, ekstrak sambiloto bermanfaat sebagai anti tumor dan menghancurkan inti sel kanker.
- Temulawak (Curcuma xanthoriza)
Temulawak termasuk famili Zingiberaceae. Temulawak ini merupakan terna menahun, berbatang semu yang merupakan gabungan pangkal daun 1 berpadu, berwarna hijau dan tingginya mencapai 2,5 m. Rimpang berwarna kuning tua. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah rimpangnya.
Kandungan curcumin dalam rimpang temulawak berkhasiat sebagai antioksidan, anti inflamasi dan anti tumor. Selain itu temulawak juga berkhasiat menghilangkan rasa nyeri dan sakit karena kanker. Ekstrak temulawak sangat dianjurkan untuk dikonsumsi guna mencegah penyakit hati, termasuk hepatitis B yang menjadi salah satu faktor resiko timbulnya kanker hati.
6. Meniran ( Phyllanthus nirui)
Meniran termasuk ke dalam famili Euphorbiaceae. Meniran termasuk tanaman kecil, terna semusim, tumbuh tegak dengan ketinggian sekitar 50 cm. Batang bercabang dan berwarna hijau muda. Biasa tumbuh di tempat yang lembab, berbatu, semak-semak. Daun berbentuk bulat telur, bagian bawahnya berbintik-bintik, letak berseling dan ukurannya kecil. Buah berbentuk bulat pipih, licin dengan biji berbentuk ginjal, keras dan berwarna coklat. Seluruh bagian tanaman dapat digunakan sebagai obat.
Senyawa flavonoid yang terkandung dalam meniran berkhasiat sebagai antioksidan dan antineoplastik (anti kanker). Senyawa lignan berkhasiat sebagai anti kanker. Tanin yang banyak terdapat dalam tanaman meniran dapat menghambat aktivitas enzim polimerase
- Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme)
Keladi Tikus termasuk ke dalam famili Araccae. Keladi tikus termasuk terna yang tumbuh menahun, tingginya bisa mencapai 10-45 cm, tanpa batang. Tanaman ini berumbi bulat pepat berukuran kecil, berwarna putih dan beracun. Bagian tanaman yang digunakan untuk obat adalah semua bagian tanaman.
Kandungan kimia yang terdapat dalam keladi tikus belum banyak diketahui. Hasil penelitian dari berbagai lembaga penelitian di Malaysia dan beberapa negara menunjukkan bahwa sari tanaman keladi tikus dapat menghambat pertumbuhan dan menghancurkan sel kanker, serta menghilangkan efek buruk kemoterapi.
Selain tanaman-tanaman tersebut diatas ada beberapa tanaman yang dapat digunakan untuk mendukung penyembuhan kanker seperti : bawang putih (Allium sativum), bawang sabrang (Eleuthorine americana),benalu (Loranthus), kitolod (Isotoma longiflora), lidah buaya (Aloe vera), mahkota dewa (Phaleria papuana), mengkudu (Morinda citrifolia), pegagan (Centella asiatica), daun dewa (Gynura pseudochina), tapak dara ( Catharanthus roseus), pepaya (Carica papaya), bunga amarilis (Eurycles amboinensis), sambung nyawa (Gynura procumbens), bidara upas (Merremia mammosa), Jombang (Taraxacum mongolicum), Rumput mutiara (Hedyotis corymbosa) (Mangan,2003).
Hal yang tidak kalah pentingnya dalam terapi kanker adalah terapi psikologis. Beberapa bukti menunjukkan bahwa penderita dapat terbebas dari kanker karena semangat hidup yang tinggi dan tidak mengenal kata menyerah. Selain itu terapi pendukung lainnya yang bisa dilakukan adalah terapi akupuntur,akupresure, dan melakukan olahraga yang teratur (Mangan,2003).
2.3 Terapi pencegahan kanker
Para ahli kanker meyakini bahwa kanker dapat dicegah. Berbagai faktor dapat mengurangi seseorang terserang kanker. Faktor ini disebut faktor protektif yang merupakan kebalikan faktor resiko. Salah satu solusi terpenting untuk menghindari penyakit kanker adalah dengan menjaga dan mengatur pola makan (Karyadi,2002; Mangan,2003 ; Herba,2003). Makanan yang diduga sebagai faktor karsinogenik harus dihindari seperti makanan yang mempunyai kadar lemak dan protein tinggi (daging merah), daging yang dimasak dengan cara dibakar atau diasap, makanan yang digoreng dengan suhu tinggi serta makanan yang mengandung zat aditif (pengawet,pewarna,penyedap), makanan kaleng, makanan yang diasinkan, serta berbagai makanan yang banyak mengandung alkohol. Disamping menghindari jenis-jenis makanan tersebut diatas, solusi lain untuk mencegah penyakit kanker adalah dengan selalu mengkonsumsi sayuran hijau yang dibudidayakan secara organik dan buah-buahan.
Sayuran hijau seperti bayam, buncis, kangkung, daun singkong, daun pepaya pada umumnya kaya dengan vitamin A dan vitamin C serta berbagai unsur mineral seperti zat kapur, zat besi, magnesium dan fosfor. Sayuran hijau banyak mengandung pigmen antioksidan yang bernama karotenoid yang berguna untuk memerangi radikal bebas. Para ilmuwan yakin bahwa beberapa pemicu kanker adalah radikal bebas, yaitu molekul oksigen berbahaya yang dibuat oleh tubuh dan juga ditemukan di udara terpolusi dan asap rokok yang menyerang sel-sel sehat pda tubuh kita. Bayak bukti menunjukkan bahwa kehadiran karotenoid bisa melawan kanker denga mengaktifkan enzim detoksifikasi yang ada dalam tubuh yang disebut enzim fase 2. Enzim ini bertanggung jawab untuk membersihkan tubuh dari bahan kimia berbahaya penyebab kanker. Sayuran berwarna hijau tua merupakan sumber karotenoid terbaik dan tegolong penting seperti lutein, alfa karoten dan beta karoten (Herba,2003).
Pigmen terpenting lain dari sayuran hijau adalah klorofil. Klorofil merupakan pigmen dari tanaman yang berwarna hijau yang terdapat dalam kloroplas sel tanaman. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa klorofil mampu merangsang pembentukan sel darah merah. Selain itu klorofil juga mampu berfungsi sebagai pembersih alamiah (mendorong terjadinya detoksifikasi), anti oksidan, pencegah penuaan dan anti kanker. Kandungan enzim protease inhibitor yang terdapat dalam sayuran hijau seperti pada buncis dapat berfungsi sebagai pencegah timbulnya kanker, terutama kanker pada usus. Selain itu, kandungan ligninnya bila diubah oleh bakteri usus besar akan menjadi suatu senyawa yang dapat mencegah kanker payudara (Herba,2003).
Buah-buahan selain mengandung banyak vitamin yang berguna untuk membentuk sistem kekebalan tubuh, buah-buahan juga mengandung serat alami, dan zat-zat lain yang bersifat antioksidan dan anti kanker. Limonoid yang terdapat pada jeruk manis mendorong sistem kekebalan tubuh dan membasmi kanker. Beta karoten, flavonoid dan antosianin yang terdapat pada buah-buahan bersifat antioksidan dan dapat menetralisir karsinogen. Polifenol ,pektin, tanin yang terdapat pada buah anggur berguna untuk mencegah kerusakan gen. Buah-buahan dapat dikonsumsi secara langsung atau dijus terlebih dahulu (Mangan,2003).
Biji-bijian juga sangat diperlukan sebagai pendukung pengobatan dan pencegahan kanker. Kedelai dan olahannya seperti tempe dan tahu mangandung beberapa senyawa kimia seperti inhibitor protease, saponin, fitosterol yang bisa mendukung dalam terapi pengobatan dan pencegahan kanker.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Penyakit kanker keberadaannya dapat dicegah dengan cara menghindari faktor pencetus dan memperbaiki pola makan.
2. Kesadaran masyarakat untuk memeriksa kesehatan secara berkala sangat diperlukan agar kasus kanker dapat ditangani secara lebih dini
3. Terapi herbal dapat menjadi alternatif dalam pencegahan dan pengobatan kanker terutama bagi masyarakat yang enggan untuk melakukan pengobatan secara medis.
4. Beberapa jenis tanaman yang dapat digunakan dalam terapi kanker adalah Ciplukan (Physalis angulata), Kunyit (Curcuma domestica), Temu Putih (Curcuma zedoaria), Sambiloto (Andrographis paniculata), Temulawak (Curcuma xanthoriza), Meniran ( Phyllanthus nirui), Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme)
DAFTAR PUSTAKA
Cancer Information Service. 2000. Question and answer about estimating cancer risk in Ashkenazi Jews. http:// cis. nci. nih. gov /fact/3-60 htm. Dikunjungi pada September 2003.
Cancer Information Service. 2002. Genetic testing for BRCA1 and BRCA2: its your choice.http:// cis. nci. nih. gov/fact/3-62 htm. Dikunjungi pada September 2003.
Griffits, E. J. F. , J. H. Miller, D. T. Suzuki., R. G. Lewontin, W. M. Gelbart. 1993. An Introduction to Genetic Analysis 5th ed. W. H. Preeman and Company.
Herba. 2003. Panduan Pengembangan Tanaman Obat. http://www.karyasari.com.
Karyadi, E. 2002. Memperbaiki pola makan mencegah kanker. http://cis. nci. nih. gov/ fact/3-62 htm. Dikunjungi pada September 2003.
Mangan, Y. 2003. Cara Bijak Menaklukkan Kanker. Agromedia Pustaka Jakarta. 132 p.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar