Kamis, 29 Januari 2009

Alat Pendengaran

1. Definisi
Telinga adalah organ pendengaran. Saraf yang melayani indera ini adalah saraf kranial kedelapan atau nervus auditorius.
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam.
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara & juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga pada hewan vertebrata memiliki dasar yang sama dari ikan sampai manusia, dengan beberapa variasi sesuai dengan fungsi dan spesies.
Manusia memiliki satu pasang telinga, satu sama lainnya terletak simetris pada bagian yang berlawanan di kepala, untuk menjaga keseimbangan dan lokalisasi suara.
Walaupun bagian daun telinga tidak begitu penting, bagian ini sering digunakan untuk memperbaiki tampilan wajah. Dalam masyarakat Barat, telinga yang terlalu besar dan terlihat tidak simetris akan memperburuk penampilan. Bedah pertama untuk mengatasi hal ini dipublikasikan pada 1881.
Suara adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya, dalam sebuah gelombang. Walaupun telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat. Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf yang menyambungkan telinga dan otak (nervus vestibulokoklearis).
Telinga juga menjadi tempat perhiasan selama ribuan tahun, terutama dengan menindik telinga. Dalam beberapa kebudayaan, perhiasan tersebut ditempatkan untuk menarik dan memperbesar daun telinga. Kebudayaan ini masih ditemukan di Indonesia, yakni pada suku Dayak di Kalimantan
2. System anatomi telinga

Struktur Anatomi Telinga - sunting

Telinga luar: Daun telinga | Liang telinga
Telinga tengah: Gendang telinga | Tulang pendengaran (Martil, Landasan & Sanggurdi) | Otot stapedius | Otot tensor tympani | Saluran Eustachi
Telinga dalam: Koklea (Skala vestibuli, Skala media & Skala timpani) | Tingkap oval | Helikotrema | Tingkap bulat | Membran basilaris | Membran Reissner | Organo corti | Sel rambut | Stereosilia
Cairan telinga: Endolimfe | Perilimfe
Nervus vestibulocochlearis


Telinga terdiri dari :
Telinga luar :
o Daun telinga
o Saluran telinga berupa corong
Telinga tengah : mulai dari gendang telinga sampai di tulang pendengaran.
Telinga dalam : berisi organ pendengar dan organ keseimbangan.

3. Pembahasan System Anatomi Telinga
A. Telinga bagian luar (Auris Eksterna)
Aurikula (Daun telinga), menampung gelombang suara dating dari luar masuk kedalam telinga. Aurikel berbentuk tidak teratur serta terdiri dari tulang rawan dan jaringan fibrus, kecuali pada ujung paling bawah, yaitu kuping telinga yang terutama terdiri dari lemak.
Telinga luar terdiri atas aurikel atau pinna, yang pada binatang rendahan berukuran besar serta dapat bergerak dan membantu mengumpulkan gelombang suara; dan meatus auditorius externa yang menjorok ke dalam menjauhi pinna,serta menghantarkan getaran suara menuju membrane timpani.
Meatus akustikus eksterna (Liang telinga). Saluran penghubung aurikula dengan membran timpani panjangnya sekitar 2,5 cm terdiri dari tulang keras, saluran ini mengandung rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Membran timpani. Antara telinga luar dan telinga tengah terdapat selaput gendang telinga yang disebut membran timpani.
B. Telinga bagian tengah ( Auris Media)
Telinga tengah adalah daerah yang dibatasi dengan dunia luar oleh gendang telinga. Daerah ini menghubungkan suara dengan alat pendengaran di telinga dalam. Selain itu di daerah ini terdapat saluran Eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga hidung belakang dan tenggorokan bagian atas.rongga itu terletak sebelah dalam membran timpani atau gendang telinga,yang memisahkan rongga itu dari meatus auditorius externa.
Rongga itu sempit serta memiliki dinding tulang dn dinding membranosa, sementara pada bagian belakangnya bersambung dengan antrum mastoid dalam prosesus mastoideus pada tulang temporalis, melalui sebuah celah yang disebut aditus.Kavum timpani. Rongga didalam tulang temporalis terdapat 3 buah tulang pendengaran yang terdiri dari maleus, inkus dan stapes yang melekat pada bagian dalam membran timpani dan bagian dasar tulang stapes membuka pada fenestra ovalis.
Antrum timpani. Merupakan rongga tidak teratur yang agak luas terlatak dibagian bawah samping dari kavum timpani, Antrum timpani dilapisi oleh mukosa merupakan lanjutan dari lapisan mukosa kavum timpani, rongga ini berhubungan dengan beberapa rongga kecil yang disebut selula mastoid yang terdapat dibelakang bawah antrum didalam tulang temporolis.
Tuba auditiva eustaki, saluran tulang belakang yang panjangnya sekitar 3,7 cm berjalan miring kebawah agak kedepan, dilapisi oleh lapisan mukosa.
Tulang-tulang pendengaran adalah tiga tulang kecil yang tersusun pada rongga telingah tengah seperti rantai yang bersambung dari membran timpani menuju rongga telinga dalam. Tulang sebelah luar adalah malleus, berbentuk seperti martil dengan gangang yang terkait pada membran timpani.
Tulang yang berada ditengah adalah inkus atau landasan, sisi luarnya bersendi dengan malleus, sementara sisi dalamnya bersendi dengan sisi sebuah tulang kecil, yaitu stapes. Prosesus Mastoideus adalah bagian tulang temporalis yang terletak dibelakang telinga, sementara ruang udara yang berada pada bagian atasnya adalah antrum mastoideus yang berhubungan dengan rongga telinga hingga antrum mastoid.

C. Telinga bagian dalam (Auris Interna)
Terletak pada bagian tulang keras pilorus temporalis, terdapat reseptor pendengar dan alat pendengar ini disebut labirin.
Labirin tulang terdiri dari tiga bagian yaitu :
1. Vestibulum yang merupakan bagian tengah dan tempat bersambungnya bagian-bagian yang lain.Bagian tengah labirintus osseous pada vestibulum ini membuka fenestra rotundum dan pada bagian belakang atas menerima muara kanalis semisirkularis.
2. Kokhlea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya laksana sebuah rumah siput, pada kokhlea ada 3 pintu yang menghubungkan kokhlea dengan vestibulum, kavum timpani dan dengan kanalis koklearis.
3. Kanalis semi sirkularis merupakan saluran tengah lingkaran yang terdiri dari 3 saluran, yang satu dengan yang lain membentuk sudut 90 derajat, kanalis semi sirkularis superior, kanalis semi sirkularis posterior, dan kanalis semi sirkularis lateralis.
Labirintus membranosus terdiri dari :
1. Utrikulus, bentuknya seperti kantong lonjong dan agak gepeng terpaut pada tempatnya oleh jaringan ikat, terdapat saraf (nervus akustikus) pada bagain depan dan sampingnya ada daerah yang lonjong disebut makula akustika utrikulo.
2. Sakulus, bentuknya agak lonjong lebih kecil dari utrikulus, terletak pada bagian depan dan bawah dari vestibulum dan terpaut erat oleh jaringan ikat, dimana terdapat nervus akustikus. Pada bagian depan ditemukan serabut-serabut halus cabang nervus akustikus berakhir pada makula akustika sakuli.
3. Duktus semi sirkularis. Ada tiga tabung selaput semi sirkularis yang berjalan kanalis semi sirkularis (superior, posterior dan lateralis). Bagian duktus yang melebar disebut ampula selaput, setiap ampula mengandung satu cela sulkus ampularis merupakan tempat-tempat maksudnya cabang ampula nervus akustikus, sebelah dalam ada Krista ampularis yang telihat menonjol kedalam yang menerima ujung saraf.
4. Duktu koklearis, merupakan saluran yang bentuknya agak segitiga seolah-olah membuat batas koklea timpani, atap duktus koklearis terdapat membran vestibularis pada alasannya terdapat membran basilaris. Duktus koklearis mulai dari kantong buntu (seikum vestibular) dan berakhir tepat diseberang kanalis lamina spiralis pada kantong buntu (seikum ampulare). Pada membran basilaris ditemukan organ korti sepanjang duktus koklearis yang merupakan hearing sense organ.
Nervus Auditorius (saraf pendengaran) terdiri dari dua bagian : Salah satu daripadanya pengumpulan sensibilitas dari bagian vestibuler rongga telinga dalam, yng mempunyai hubungan dengan keseimbangan. Serabut-serabut saraf ini bergerak menuju nukleus vestibularis yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medula oblongata, kemudian bergerak terus menuju serebelum. Bagian kokhlearis pada nervus auditorius adalah saraf pendengar yang sebenarnya, serabut saraf dipancarkan kesebuah nukleus khusus yang berada dibelakang talamus, dipancarkan menuju korteks otak yang terletak pada bagian tempolis.
3. Penyakit Yang Sering Kena Pada Telinga
A. Otitis Media Akut
Otitis media adalah infeksi atau inflamasi (inflamasi: peradangan) Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.
1 Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus).
2 Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri.1 Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya.

B. Perforasi Gendang Telinga
Perforasi Gendang Telinga ( Eardrum Perforation) adalah suatu keadaan dimana ditemukan lubang pada gendang telinga.Gendang telinga (membran timpani) merupakan pemisah antara telinga luar dan telinga tengah.
Jika gelombang suara menyentuhnya maka gendang telinga akan bergetar dan hal ini merupakan awal dari proses perubahan gelombang suara menjadi impuls saraf yang akan menuju ke otak.
Jika terjadi kerusakan pada gendang telinga maka proses pendengaranpun akan terganggu.

C. Gangguan telinga
Gangguan telinga paling sering dijumpai dengan gejala-gejala yang umum berupa rasa nyeri, gatal, keluar cairan, rasa ada tekanan dalam telinga, rasa panas atau kombinasi dan gejala-gejala tersebut.
Secara umum gangguan telinga dapat terjadi pada:
• Penyakit didalam telinga.
• Penyakit diluar telinga, misalnya penyakit atau kelainan pada daerah lidah, rahang bawah, orofaring, tonsil, atau sinus paranasalis.
Keadaan ini perlu diagnosa yang akurat sehingga memerlukan penanganan dokter. Pada umumnya gangguan telinga yang dapat diatasi dengan pengobatan sendiri adalah gangguan telinga luar berupa penumpukan serumen dan kemasukan benda asing.
D. Penumpukan serumen
Penumpukan serumen karena produksi kotoran telinga berlebihan yang tidak diimbangi dengan pengeluaran serumen.Pemumpukan serumen dapat dideteksi bila pada telinga mengalami gejala rasa nyeri, gatal dan pendengaran menurun.Penanggulangan penumpukan serumen adalah dengan mengeluarkan serumen dari telinga dengan bantuan alat atau obat yang tepat.
Cara membersihkan telinga yang baik adalah;
• Dengan menggunakan cotton bud (lidi berkapas) yang dicelup ke dalam cairan perhidrol (H202 3%) atau fenolgliserin.
• Untuk membersihkan penumpukan serumen dapat juga dengan meneteskan terlebih dahulu cairan perhidrol (H202 3%) atau fenolgliserin ke dalam liang telinga, tunggu beberapa saat kemudian dibersihkan dengan alat pembersih telinga yang ujungnya lunak.
Untuk pemilihan obat telinga yang tepat sesuai kebutuhan dan keluhan anda ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter THT.
D.Telinga Berdengung
Telinga mendengung adalah suatu gejala subjektif yang disebabkan antara lain oleh :

A. Adanya kelainan dibagian telinga bagian tengah.
B. Adanya sumbatan pada saluran Eustachia (tuba Eusrachia)
C. Kelainan pada rumah siput atau pada persarafan telinga
D. Kemungkinan lain ,kelainan pada proses intra cranial seperti pada kelainan pembuluh darah dikepala , tumor intracranial dsbnyA.
E. Akibat beberapa obat ,seperti pil kina dapat menimbulkan gejala seperti itu.
4.Obat telinga
Obat telinga dapat terbagi menjadi :
1 Obat telinga sebagai antiseptik dan anti infeksi.
Biasanya merupakan antibiotik seperti chlorampenikol, gentamisin, atau ofloxacin dengan tambahan penghilang sakit lokal (lidokain/benzokain).
2 Antiseptik telinga dengan kortikosteroid
Pada kelompok obat telinga ini selain mengandung antibiotik dan penghilang sakit lokal juga ditambah kortikosteroid yang berfungsi untuk menghilangkan gejala alergi pada telinga.
3 Obat telinga lainnya
Obat telinga ini diindikasikan untuk saluran telinga yang tersumbat oleh kotoran yang mengeras.
Obat telinga ini dibuat dalam bentuk sediaan khusus untuk telinga dengan pembawa yang mudah menyebar ke dalam liang telinga. Bentuk kemasannya pun didesain khusus untuk mempermudah pemberian obat telinga.
Semua obat telinga tidak boleh digunakan untuk jangka panjang karena bisa menimbulkan ototoksik, superinfeksi.
Bila permasalahan telinga disebabkan oleh jamur/virus tidak boleh menggunakan obat telinga yang mengandung antibiotik karena bisa menimbulkan superinfeksi. Selain itu antibu\iotik digunakan untuk infeksi oleh bakteri.








DAFTAR PUSTAKA
Syafudin.anatomi sosiologi untuk peawat.buku kedokteran.jakarta 1997
Perarce.evelyn.anatomo fisiologi untuk paramedis 2007
http://www.medicastore.com/apotik_online/obat_telinga.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Telinga
http://medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=214
http://www.blogdokter.net/2008/07/20/tinitus-telinga-berdenging/bat aspirin.
nusaindah.tripod.com/tahukahtelingaberdengung.htm - 17k

Tidak ada komentar: