Minggu, 05 April 2009

farmasi EVALUASI GRANULASI DAN TABLET

farmasi
EVALUASI GRANULASI DAN TABLET
GRANULISASI DAN TABLET

I. PENDAHULUAN
Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme pengikatan tertentu. Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi bentuk sediaan granul terbagi, kapsul, maupun tablet. Berbagai proses granulasi telah dikembangkan, dari metode konvensional seperti slugging dan granulasi dengan bahan pengikat musilago amili hingga embentukan granul dengan peralatan terkini seperti spray dry dan freeze dry. Granulasi peleburan atau hot melt granulation merupakan metode pembentukan dispersi padat berbentuk granulat dengan bahan pengikat yang melebur di atas suhu kamar. Granulasi peleburan ini dapat digunakan untuk membentuk granul dengan bahan
pengikat hidrofob seperti lemak dan wax dengan tujuan penyalutan dan/ atau Pembentukan matriks sediaan pelepasan dimodifikasi (modified release drug). Keunggulan dari granulasi peleburan ini adalah : tidak membutuhkan bahan pelarut, tidak memerlukan proses pengeringan, dan prosesnya berlangsung cepat serta bersih
Tablet adalah bentuk sediaan yang paling banyak beredar karena secara fisik stabil, mudah dibuat, lebih menjamin kestabilan bahan aktif dibandingkan bentuk cair, mudah dikemas, praktis, mudah digunakan, homogen, dan reprodusibel. Massa tablet harus mengalir dengan lancar agar dapat menjamin homogenitas dan reprodusibilitas Sediaan dan harus dapat terkompresi dengan baik agar diperoleh tablet yang kuat, kompak, dan stabil selama penyimpanan dan distribusi. Metode granulasi banyak dipilih dengan tujuan memperbaiki sifat alir dan kompresibilitas massa tablet. Berikut ini dilakukan penelitian untuk mengevaluasi sifat alir dan kompresibilitas granul dengan bahan aktif propranolol hidroklorida dan bahan pengikat carnauba wax yang diformulasi dengan laktosa sebagai bahan pengisi. Carnauba wax berbentuk padat pada suhu kamar dan berjarak lebur 80–850C (Neil, et.al., 2001). Kibbe (2000) menyatakan bahwa arnauba wax digunakan dalam pembuatan sediaan sustained release pada kadar 10 – 50%. Propranolol hidroklorida memiliki kelarutan 1:20 dan berjarak lebur 162-1660C
dipilih sebagai model bahan aktif (Neil, et.al., 2001). Diamati pengaruh konsentrasi carnauba wax terhadap karakteristik granul dan tablet propranolol hidroklorida dengan harapan dapat menjadi informasi bagi pengembangan pembuatan tablet melalui tahapan proses granulasi peleburan. suling.

ALAT
Timbangan digital analitik (Sartorius), penangas air, mortir dan alu, pengayak mesh 16, seperangkat pengayak untuk penentuan distribusi ukuran granul/partikel, sieve shaker
machine (BBS Product BCL-601, Japan), corong uji sifat alir, stopwatch, bulk density tester (USP 315-2E, USA), mesin cetak tablet 8 lubang (Rimek, India), jangka sorong, alat penentu kekerasan tablet, alat uji kerapuhan tablet (Omron H3BA), alat disolusi
keranjang 6 tabung (Erweka DT60, Germany), spektrofotometer sinar lembayung-sinar tampak (Shimadzu –1601, Japan), pH meter (Metrohm type 620), peralatan-peralatan gelas untuk analisis.

1. Granulasi

EVALUASI GRANUL
Parameter yang diamati adalah :uji homogenitas, uji sifat alir, uji kompresibilitas granul, dan uji distribusi ukuran granul.

Uji Sifat Alir (Aulton, 1988;Liebermann & Lachman, 1986)
Granul dimasukkan ke dalam corong uji waktu alir. Penutup corong dibuka sehingga granul keluar dan ditampung pada bidang datar. Waktu alir granul dicatat dan sudut diamnya dihitung dengan mengukur diameter dan tinggi tumpukan granul yang keluar dari mulut corong. Waktu alir dipersyaratkan dengan sudut diam tidak lebih dari 30 derajat

Uji Kompresibilitas (Aulton, 1988,FI IV 1995)
Timbang 100 g granul masukkan ke dalam gelas ukur dan dicatat volumenya, kemudian granul dimampatkan sebanyak 500 kali ketukan dengan alat uji, catat volume uji sebelum dimampatkan (Vo) dan volume setelah dimampatkan dengan pengetukan 500 kali (V). Perhitungan : I = V0 –V x 100%
V0
Keterangan : I = indeks kompresibilitas
(%); Vo = volume granul
sebelum dimampatkan (mL); V =
volume granul setelah dimampatkan
(mL). Syarat : tidak lebih dari 20%.
* Uji Kerapuhan Granul
Kerapuhan granul yaitu gambaran stabilitas fisis granul. Dapat diamati lewat ketahanannya terhadap adanya getaran dengan menempatkannya di atas ayakan bertingkat yang digetarkan.
Persentase kerapuhan granul Ampisilin adalah 79,65 %.
* Uji Daya Serap Granul
Daya serap granul berpengaruh pada waktu hancur tablet. Faktor yang mempengaruhi penetrasi adalah porositas tablet dimana tergantung kompressi dan kemampuan penyerapan air dari material yang dipakai. Bahan penghancur mulai berfungsi diantaranya melalui proses pengembangan, reaksi kimia maupun secara enzimatis setelah air masuk ke dalam tablet (Boyland, 2002). Pada pembuatan tablet ampisilin ini yang digunakan sebagai penghancur adalah Avicel PH 101 yang merupakan selulosa yang dapat menyerap air dan mengembang lalu pecah. Berat air yang diserap oleh granul adalah 0,2287 g, yang merupakan berat rata-rata dari 3 kali replikasi yang dihitung setelah berat ampul yang ditimbang konstan.
* Uji Waktu Alir
Waktu alir adalah waktu yang diperlukan untuk mengalir dari sejumlah granul melalui lubang corong yang diukur adalah sejumlah zat yang mengalir dalam suatu waktu tertentu. Untuk 100 g granul waktu alirnya tidak boleh lebih dari 10 detik. Waktu alir berpengaruh terhadap keseragaman bobot tablet. Kecepatan alir granul Ampisilin adalah 25 g/8,8 detik.
Pengempaan tablet
* Uji Kompaktibilitas
Untuk mengetahui kemampuan granul untuk saling melekat menjadi massa yang kompak, digunakan mesin tablet single punchdengan berbagai tekanan. Kompaktibilitas digambarkan oleh kekerasan tablet yang dihasilkan. Hasil uji kompaktibilitas :
Skala Kekerasan Tablet
0,5 4,005
1 - (hancur sebelum diuji kekerasannya)
1,5 14,37
2 27,75
3 12,45
Pada percobaan ini dipilih yang skala 2 karena pada skala ini tablet yang dihasilkan paling bagus dan tidak begitu rapuh.
4. Evaluasi Sifat Fisik Tablet
* Keseragaman Bobot
Untuk mengetahui apakah seluruh tablet memiliki skala yang telah ditetapkan. Keseragaman bobot dipengaruhi oleh waktu alir. Bobot rata-rata tablet Ampisilin adalah 717,95 mg.
Keseragaman bobot tidak tercapai karena > 2 tablet mempunyai penyimpangan bobot 5% dan > 1 tablet mempunyai penyimpangan bobot 10% dari bobot rata-rata (untuk bobot rata-rata > 300mg).
Pengamatan Penampilan Tablet

Dilakukan pengamatan terhadap penampilan fisik : bentuk, ketebalan, tekstur permukaan, warna tablet.

Keseragaman Ukuran

Dilakukan pengukuran terhadap 20 tablet : diameter dan tebal tablet menggunakan jangka sorong.

Uji Kekerasan Tablet (FI IV,1995, Parrot, 1971)

Masing-masing 10 tablet dari tiap batch diukur kekerasannya dengan alat pengukur kekerasan tablet. Persyaratan untuk tablet lepas terkendali non swellable adalah 10-20 kg/
cm2.

Uji Keregasan Tablet (Liebermann, 1986)

Duapuluh tablet dibersihkan dari debu, ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam alat uji keregasan. Alat diputar pada kecepatan 25 rpm selama 4 menit dan alat tersebut akan
menjatuhkan tablet sejauh 6 inci setiap putaran. Seluruh tablet dikeluarkan, dibersihkan dari debu dan ditimbang kembali. Dihitung kehilangan bobot dalam persentase. Syarat : lebih kecil dari 1 (%).

Uji Penetapan Kadar (FI IV, 1995)

Tablet digerus halus, ditimbang saksama setara dengan 20 mg propranolol hidroklorida, masukkan ke dalam labu tentukur 100,0 mL lalu dilarutkan dengan metanol hingga
100,0 mL. Pipet larutan sebanyak 5,0 mL dimasukkan ke dalam labu ukur 50,0 mL dan diencerkan dengan metanol hingga 50,0 mL. Buat larutan baku pembanding propranolol
hidroklorida dengan menimbang saksama 20 mg propranolol hidroklorida baku pembanding, masukkan ke dalam labu tentukur 100,0 mL, larutkan dengan metanol
hingga 100,0 mL. Pipet larutan sebanyak 5,0 mL masukkan ke dalam labu tentukur 50,0 mL lalu encerkan dengan metanol hingga 50,0 mL. Ukur serapan pada panjang gelombang maksimum, kadar dihitung dengan rumus :
A sampel C BP Kadar (%) = ABP x C sampel x 100%

Syarat penetapan kadar menurut FI edisi IV, 1995 : tidak kurang dari 98 % dan tidak lebih dari 101,5 % dari jumlah yang tertera pada etiket.

Uji Keragaman Bobot (FI IV,1995)
Pemeriksaan dilakukan terhadap 10 tablet yang diambil secara acak dari tiap formula lalu ditimbang bobotnya satu per satu. Dihitung bobot rata-rata untuk satu tablet. Dari hasil penetapan kadar yang diperoleh hitung jumlah bahan aktif dari masing-masing tablet dengan anggapan terdistribusi secara homogen. Persyaratan keseragaman bobot
atau keseragaman kandungan terletak antara 85,0 hingga 115,0 % dari yang tertera pada etiket, dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 6,0% (FI IV,1995).
* Kekerasan Tablet
Untuk mengetahui seberapa besarnya kekerasan tablet yang dihasilkan. Kekerasan tablet erat hubungannya dengan ketebalan tablet, bentuk dan waktu hancur tablet. Kekerasan tablet Ampisilin adalah 27,75 kg (pada skala 2).
* Kerapuhan Tablet
Adalah persen bobot yang hilang setelah tablet diguncang. Kerapuhan tablet Ampisilin adalah 0,806 % sehingga dapat disimpulkan bahwa kerapuhan tablet Ampisilin ini baik karena nilainya tidak >1%.
*Waktu Hancur Tablet
Adalah waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya tablet dalam media yang sesuai, sehingga tidak ada bagian tablet yang tertinggal diatas kasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi : sifat fisik granul, kekerasan, porositas tablet & daya serap granul. Penambahan tekanan pada waktu penabletan menyebabkan penurunan porositas dan menaikkan kekerasan tablet. Dengan bertambahnya kekerasan tablet akan menghambat penetrasi cairan ke dalam pori-pori tablet sehingga memperpanjang waktu hancur tablet. Kecuali dinyatakan lain waktu hancur tablet bersalut tidak >15menit. Waktu hancur tablet Ampisilin adalah 6,44 menit.
5. Uji Disolusi
Disolusi adalah proses melarutnya zat padat dalam cairan medium tertentu. Parameter yang dapat ditentukan dari proses ini adalah kecepatan disolusi, yang merupakan kecepatan larut zat aktif dari sediaan farmasi/granul/partikel sebagai pecahnya bentuk sediaan tsb setelah berhubungan dgn cairan pelarut.
Digunakn Metode Dissolution Efficiency (DE) utk mengungkapkan hsl uji kecepatan disolusi, yaitu mrpkn metode
perbandingan luas daerah di bawah kurva disolusi pd saat t dgn luas 4 persegi pnjg yg munjukkn 100% zat aktif terlarut pd saat t.
t A C (µg/ml) C x 900 ml (µg) Faktor Koreksi
5 0,216 70,57 63513 ml 0
10 0,176 61,05 54945 5x70,57 = 352,85
20 0,318 94,86 85374 352,85+(5x61,05) = 658,1
30 0,437 123,19 110871 658,1+(5x94,86) = 1132,4
45 0,606 163,43 147087 1132,4+(5x123,19)=1748,35
Q/Jumlah sesungguhnya (µg)
63513 + 0 = 63513
54945 + 352,85 = 55297,85
85374 + 658,1 = 86032,1
110871 + 1132,4 = 112003,4
147087 + 1748,35 = 148835,35
% zat aktif yang terlepas = 148835,35/500000 x 100% = 29,77%
\s




LI = ½ x a x t
= ½ x 5 x 63513

= 158784,75

LII = ∑sisi sejajar x ½ x t

= (63513 + 55297,85) x ½ x 5

= 297024,89

LIII = (55297,85 + 86032,1) x ½ x 10
= 706627,25
LIV =(86032,1 + 112003,4) x ½ x 10
= 990163,86
LV = (112003,4 + 148835,35) x ½ x 10
= 1304189,05

Luas A + B = p x l
= 500000 x 45
= 225 x 105
DE = ( A/(A+B))x 100%
=(3456789,8/(225x10pangkat5)) x 100%
= 15,36 %



Uji Kecepatan Alir dan Sudut Istirahat

Massa cetak diletakkan dalam corong alat uji kecepatan alir yang bagian bawahnya ditutup.Massa cetak yang keluar dari alat tersebut dihitung kecepatan alirannya dengan menghitung waktu yang diperlukan oleh sejumlah serbuk untuk turun melalui corong alat penguji dengan menggunakan stopwatch dari mulai dibukanya tutup bagian bawah hingga semua massa granul mengalir keluar dari alat uji. Timbunan granul dapat digunakan untuk menghitung sudut istirahat. Diameter rata-rata timbunan granul dan tinggi puncak timbunan granul diukur.
Sudut Istirahat (_) : Arc Tangen _ = Tinggi puncak granul Jari-jari lingkaran

Sudut Istirahat (_) Sifat Aliran
< 25 Sangat baik
25 – 30 Baik
30 – 40 Cukup
> 40 Sangat sukar
Tabel 3.3 Hubungan antara Kecepatan Alir dengan Sifat Aliran Serbuk
Laju Alir (g/s) Sifat Aliran

>10
4–10
1,6–4
<1,6
Sangat baik
Baik
Sukar
Sangat sukar


Alat Uji Kecepatan Alir
Kerapatan Nyata

Beberapa bagian massa cetak ditimbang (pada pengujian kali ini dilakukan terhadap dua
puluh lima gram massa cetak), kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur seratus mililiter.Volume awal granul dicatat. Kerapatan nyata adalah berat serbuk dibagi dengan volume awal granul.
Kerapatan nyata = Berat granul (g/mL)
Volume awal granul

Kerapatan Mampat
Beberapa bagian massa cetak ditimbang (pada pengujian kali ini dilakukan terhadap dua
puluh lima gram massa cetak), kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur seratus mililiter.Setelah dilakukan penentuan kerapatan nyata di atas kemudian ketuk-ketukan gelas ukur tersebut dengan menggunakan alat uji kompresibilitas hingga volume granul konstan. Kerapatan mampat adalah berat granul dibagi dengan volume granul konstan.

Kerapatan mampat = Berat granul (g/mL)
Volume granul konstan
Kompresibilitas
Penentuan kompresibilitas digunakan untuk menghasilkan tablet yang baik. Kompresibilitas dapat dilihat dari harga indeks Carr yang sangat bergantung pada kerapatan nyata maupun kerapatan mampat dari granul yaitu dengan cara kerapatan mampat dikurangi kerapatan nyata, lalu dibagi dengan kerapatan mampat. Kompresibilitas granul dinyatakan dalam persen. Hubungan antara indeks Carr dengan jenis aliran granul dapat dilihat pada Tabel 3.4 :
Indeks Carr = Kerapatan mampat - Kerapatan nyata x 100%
Kerapatan mampat

Kompresibilitas (%) Sifat Aliran
5 – 12 Sangat baik
12 – 18 Baik
18 – 23 Cukup
23 – 33 Kurang
33 – 38 Sangat kurang
> 38 Sangat buruk

Uji Keseragaman Berat

Ditimbang dua puluh tablet, dihitung berat rata-rata tiap tablet, kemudian tablet- tablet
tersebut ditimbang satu persatu. Tidak boleh lebih dari dua tablet yang masing-masing beratnya menyimpang dari berat rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak boleh satu tabletpun yang beratnya menyimpang dari berat rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan pada kolom B pada Tabel 3.5 (FI III, 1979).
Diameter dan tebal tablet diukur masing-masing (pada pengujian kali ini dilakukan terhadap dua puluh tablet) dengan menggunakan alat pengukur ketebalan dan diameter atau yang biasa disebut mikrometer (Mitutoyo). Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari empat per tiga tebal tablet (FI IV, 1995).

Uji Kekerasan Tablet
Dihitung kekerasan tablet satu per satu (pada pengujian kali ini dilakukan terhadap dua puluh tablet) dengan menggunakan alat penguji kekerasan (Hardness Tester), kemudian dihitung rataratanya.

Uji Friabilitas Tablet/ Friability Tester
Tablet ditimbang sebanyak kurang lebih enam koma lima gram, kemudian dimasukkan ke dalam alat penguji keregasan tablet. Alat dijalankan selama empat menit dengan kecepatan putaran dua puluh lima putaran per menit. Tablet yang masih utuh ditimbang, kemudian dihitung kehilangan bobotnya. Kehilangan bobot yang masih diperbolehkan tidak lebih dari 0,8%.
Friabilitas tablet = W1 - W2 x 100%
W1
Keterangan : W1 = Berat awal
W2 = Berat akhir
(USP XXVII, 2004)

Uji Kesukaan
Untuk mengetahui formula mana yang paling disukai, maka dilakukan uji kesukaan
dengan menyebarkan kuesioner kepada 30 panelis yang dilakukan secara acak. Uji kesukaanpada dasarnya merupakan pengujian dimana panelisnya mengemukakan responnya berupa senang tidaknya terhadap sediaan yang diuji dalam bentuk skala numerik.

6 komentar:

bosi mengatakan...

gaya yang dibutuhkan untuk menekan tablet tersebut brp ya? n rumusnya apa.? thanks

bosi mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
green mengatakan...

menekan tablet g perlu mengunakan gaya yang besar hanya sedikit saja cukup seperti kita membuat kue atau adonan pempek aj kok yang penting ketepatan dan caranya jadi g perlu pake rumus

100% ngapak mengatakan...

naya nih mba, nama alat uji tablet apa aja ya, thanks

irsan mengatakan...

artikel yang menarik...
salam kenal dari sy...
eh..anak farmasi mana?
nggak apa2 kan sy jadkan link blog nya di blog saya.....
see my blog

Anonim mengatakan...

mau numpang tanya..
kenapa dalam uji waktu hancur dipilih waktu yang paling lama/nilai yang paling besar padahal kalo uji keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan yang diambil data rata-ratanya yaa? makasih..