Selasa, 12 Mei 2009

Atasi kanker serviks

MENURUT data, kanker serviks adalah pembuluh nomor 1. Kanker ini paling sering ditemukan di antara penyakit ginekologi. Di dunia, setiap 2 menit seorang perempuan meninggal karena kanker ini.

Musuh terbesar seorang perempuan adalah kanker mulut rahim. Kanker mulut rahim itu adalah kanker yang terdapat di serviks uterus, daerah organ produksi perempuan yang merupakan pintu masuk ke arah rahim, terletak di antara rahim dengan liang vagina.

Gejala-gejala

Keputihan yang lama, bahkan sampai mengeluarkan bau, dan terjadinya perdarahan pada saat melakukan hubungan seksual merupakan salah satu gejala kanker mulut rahim. Pada stadium awal, kanker mulut rahim sulit terdeteksi. Pada tahap displasia sampai stadium 1, praktis tidak ada keluhan. Keluhan baru muncul pada stadium 2 dan 3. Pada stadium 4, sel kanker mungkin sudah menjalar ke otak, paru-paru dan beberapa organ tubuh lainnya.

Hampir 90 persen kanker mulut rahim itu terdapat di epitel permukaan, di mana ditemukan keadaan yang disebut pembakal kanker mulut rahim atau prakanker, mulai dari yang ringan sampai yang menjadi karsinoma in situ atau stadium nol. Semuanya dapat didiagnosis dengan screening.

Pada stadium awal, sel kanker bisa menyebar ke daerah mulut rahim. Kondisi prakanker sampai karsinoma in situ sering tak menunjukkan gejala karena berada dalam lapisan epitel dan belum menimbulkan perubahan yang nyata. Pada stadium kedua, gejala yang timbul adalah keputihan, perdarahan pascasanggama dan keluarnya cairan encer dari vagina. Jika sudah invasif, akan ditemukan gejala seperti pendarahan spontan, keluar keputihan dan rasa tak nyaman pada saat akan melakukan hubungan seksual.

Ada beberapa faktor penyebab terjadinya sel kanker, baik langsung maupun tak langsung. Pertama, screening atau penapisan. Displasia sering ditemukan pada usia 20 tahun. Karsinoma in situ pada usia 15-35 tahun dan kanker serviks pada perempuan invasif usia 40 tahun. Kedua, lajang dan menikah pada usia muda dan meningkat dua kali lipat pada perempuan yang berhubungan seksual sebelum 16 tahun. Ketiga, peran pasangan pria. Perempuan yang menikah dengan pria yang (mantan) istrinya menderita kanker mulut rahim, akan tertular pula. Keempat, karakteristik reproduksi dan menstruasi.

Jelaga dan Rempah-rempah

Kanker mulut rahim ini, selain dengan tata cara medis, dapat juga diobati dengan jelaga dan rempah-rempah. Cara alternatif ini digunakan oleh Nyai Syarifa, salah seorang terapis yang berpraktik di Jalan Dewi Sartika Nomor 6, Cililitan Kecil, jakarta Timur. Ia menggunakan minyak jelaga untuk mengetahui penyakit apa yang sedang diderita oleh si pasien.

Sebelum diobati, pasien terlebih dahulu berkonsultasi dengan Nyai Syarifa. Setelah itu Nyai Syarifa mengoleskan minyak jelaga ke salah satu kuku ibu jarinya. Dari situlah Nyai Syarifa mengetahui letak penyakit yang diderita oleh pasien. Setelah mengetahui sumber penyakitnya, Nyai Syarifa memijat perut atau letak di mana kanker mulut rahim itu berada. Pijatan berfungsi untuk meralakskan pasien.

Selain dengan minyak jelaga dan pijatan, Nyai Syarifa juga menggunakan ramuan khusus. Ramuan itu diolah dari berbagai bahan alami atau campuran herbal, antara lain rumput laut dan sambiloto. Setelah diracik, ramuan herbal itu dikemas dalam dua bentuk yaitu kapsul dan godokan atau yang dikeringkan. Yang berbentuk kapsul dapat langsung diminum. Sementara untuk yang godokan, pasien harus merebusnya terlebih dahulu sebelum diminum. Godokan herbal ini dapat digunakan dalam jangka waktu 2 bulan.

Terakhir, Nyai Syarifa memberikan air kebatinan. "Setelah herbal sudah 2 bulan dipakai, pasien harus datang lagi dan mengambil ramuan herbal kembali untuk dua bulan berikutnya," ungkapnya. Selama menjalani pengobatan, pasien diwajibkan datang ke tempat praktik Nyai Syarifa sekali seminggu. "Saya ingin menyembuhkan pasien dengan total," tambahnya.

Tidak ada komentar: