Selasa, 12 Mei 2009

Contoh drama

Sebuah kelas di SMP. Murid – muridnya sedang mengerjakan pekerjaan tertulis. Pak Guru berada dii depan kelas sambil mengawasi muridnya bekerja. Tiba – tiba terdengar pintu diketuk seseorang. Pak Guru membuka pintu. Di depan pintu berdiri seorang laki – laki berusia 40 tahun. Dia adalah ayah Yusri. Dia datang mendekat. Yusri memandang ayahnya dengan pandangan seperti bertanya.

Pak Guru : Yusri, ini ayahmu datang menjemput. Kamu boleh meninggalkan kelas sekarang.
Bawa tasmu!
Yusri : Baik Pak guru! (Yusri memberekan buku dan memasukkan ke tasnnya,
kemudian berjalan ke pintu. Teman – teman memperhatikan sambil bertanya –
tanya)
Selamat siang, Pak Guru! (Yusri menyalami gurunya)
Pak Guru : Selamat siang, Yusri!
Ayah : Yusri, ibumu sekarang ada di rumah sakit. Ayah baru saja mengantarkan ibu ke
sana. Tadi pagi ibu jatuh di kamar mandi. Mungkn kepalanya terbentur sehingga
ia pingsan dan tidak sadarkan diri. Kita akan langsung ke rumah sakit sekarang.
Yusri : (Agak terkejut. Hatinya gundah, pikirannya langsung melayang kepada ibunya)
Tapi… tapi … tapi…, Yah…, Ibu akan sembuh kan?
Ayah : Kita doakan, Yus! Semoga ibumu segera pulih.
Ketika ayah tinggalkan tadi, ibu belum siuman (Mereka tiba di rumah sakit
langsung menuju ke kamar tempat ibu Yusri terbaring. Yusri dan ayahnya masuk.
Di sana ada dokter sedang memeriksa ibu)
Ayah : Bagaimana, Dok? Tidak apa – apa?
Dokter : Ibu mengalami gegar otak agak berat. Ada pendarahan di kepala. Kita berdoa
saja, semoga semuanya berjalan dengan baik. (Menoleh pada Yusri) Ini anak
anda? (sambil melihat ayah)
Ayah : Ya, ini anak kami satu – satunya, Dok!
Dokter : (Memandang Yusri) Namamu?
Yusri : Yusri, Dokter!
Dokter : Yusri, kau harus tabah. Jangan terlalu bersedih. Serahkan semuanya pada Tuhan.
(Dokter mengusap – usap bahu Yusri. Yusri tunduk tetapi kata – kata dokter itu
tambah mengharu biru perasaannya) Bapak dan Yusri pulang dulu saja, nanti
sore boleh ke sini lagi.
Ayah : Baiklah, Dok. Kami akan pulang dulu segera kami ke sini lagi sesudah makan.
(Ayah menjabat tangan dokter, kemudian bersama Yusri keluar kamar)
Yusri : (Dalam mobil) Yah…, Yusri takut, Yah. Kalau ibu meninggal bagaimana, Yah?
(Dengan suara bergetar menahan tangisnya)
Ayah : Jangan begitu, sayang. Dokter berusaha menolong ibumu, mudah – mudahan
usahanya berhasil. Kita harus berserah diri pada Tuhan.
Yusri : Tetapi Yusri takut, Yah. Kalau ibu meninggal, Yusri bagaimana? Yusri tak
punya ibu lagi. Tak ada orang yang mengasihi saya, selain ayah. (Yusri
menangis)
Ayah : Tidak boleh begitu sayang. Dalam keadaan bagaimanapun kita harus selalu
percaya kepada Tuhan. Semua yang akan menimpa kita hanya Tuhanlah yang
. Jadi, kita harus bersabar. Iman kita harus teguh.
Yusri : Ya, ayah! Mudah – mudahan ibu segera sembuh. Saya akan selalu berdoa untuk
ibu, Yah.
Ayah : Itu yang baik. (Mereka sudah tiba di rumah) Ayo, kita turun.
(sesampainya di rumah)
Yusri : Yah, Yusri ingin mandi dan sholat dulu
Ayah : Baiklah nak, ayah sekarang akan menyiapkan semua pakaian dan keperluan ibumu,
untuk dibawa ke rumah sakit nanti sore.
Yusri : Iya, ayah!
(setelah mandi, dan ayah selesai menyiapkan semua keperluan ibunya)
Ayah : Yusri, ayo cepat kita segera ke rumah sakit sekarang!
Yusri : Ya… ayah!
Ayah : Kita harus berdoa buat ibumu, semoga ibumu baik – baik saja.
Yusri : Yusri selalu berdoa buat ibu, semoga selalu baik – baik saja…
(Tak lama mereka pun sampai di rumah sakit. Yusri dan ayahnya langsung bertemu dengan sang dokter)
Ayah : Dok, bagaimana keadaan istri saya sekarang ?!
Apakah ada perkembangan yang baik dok ??
Yusri : (langsung menambahkan pembicaraan ayahnya)
Iya dok, bagaimana keadaan ibu saya ?!
Ibu saya tidak apa – apa kan ?!
Ibu saya bisa sembuh kan dok ?!
Dokter : ( dengan bijaksana, dokter menjawab pertanyaan dari ayah Yusri dan Yusri)
Iya pak, dek. Ibu kalian tidak kenapa – napa, hanya saja ibu kalian harus dirawat inap
selama 3 hari.
Yusri : Kenapa dok Apakah gegar otak yang dialami ibu saya parah…!
Dokter : Hemmm…
Kami dari pihak rumah sakit ingin berusaha semaksimal mungkin untuk menyembuhkan
ibumu.
Ayah : Baiklah dok, tolong istri saya dirawat intensif, karena selama 3 hari saya dan anak saya
tidak bisa datang ke sini. Saya hanya tukang ojek harus mengejar setoran. Dan Yusri
anak saya harus ke sekolah. Tapi, kemungkinan Yusri akan sesekali datang ke sini.
Dokter : Ya, baiklah kalau begitu pak. Permisi saya tinggal dulu
Yusri dan ayah : Terima kasih dok.
(Setelah itu, tinggal lah Yusri dan ayahnya di dalam kamar ibu mereka)
Yusri : Ibu… ibu…
Yusri sayang ibu, Yusri ingin ibu cepat sembuh. (sambil menangis di pelikan ibunya)
Ayah : Sudahlah nak. Sekarang kita berdoa saja. Semoga ibumu lekas sembuh.
Yusri : Baiklah ayah, kita berdoa saja buat kesembuhan ibu.
(Ayah dan Yusri berdoa untuk kesembuhan ibu mereka)
Ayah : Yusri, sebaiknya sekarang kita pulang dulu, karena ini sudah jam 9 malam. Kamu besok
kan sekolah!
Yusri : Baiklah, sekarang kita pulang Yah…
(Kemudian Yusri dan ayahnya pulang ke rumah, sampai di rumah, mereka segera istirahat karena telah lelah)
(keesokan harinya, Yusri pergi ke sekolah dan ayahnya pergi bekerja. Sehingga tidak sempat melihat ibu mereka)
Hari ketiga setelah ibunya dirawat, ayah dan Yusri pun pergi ke rumah sakit.
(Sampai di Rumah Sakit)
Dokter : Alhamdulilah pak, berkat doa bapak dan anak bapak, akhirnya ibu Yusri sudah sembuh.
Dan hari ini pihak Rumah sakit mengizinkan ibu Yusri untuk pulang
Yusri : Terima kasih ya allah… engkau telah mendengar doaku
Ayah : Jadi, sekarang istriku boleh pulang dok ?
Dokter : Iya pak.
(Akhirnya ibu Yusri dibawa pulang oleh ayah dan Yusri)
Sampainya di rumah.
Ibu Yusri : Alhamdulilah pak, akhirnya ibu sembuh
Ayah : Iya, bu…. Ini berkat allah…
Yusri : Iya, bu.
Ayah dan Yusri tidak ingin ibu kenapa – napa. Kami sayang ibu
Ibu Yusri : Ibu juga sayang kalian

(TAMAT)

Tidak ada komentar: